Berbicara tentang budaya popular bukanlah perkara yang gampang, budaya ini tidaklah sesederhana yang dibayangkan orang bahwa hal ini tidak perlu diperhatikan, dinilai lebih rendah daripada bentuk-bentuk budaya lainnya. Tetapi jika mengikuti perkembangan literature tentang kajian budaya (cultural studies), maka kita akan menemukan bahwa budaya popular mendapat tempat yang lebih proporsional daripada masa-masa sebelumnya.
Kebudayaan popular seringkali ditabrakkan dengan pengertian lain, seperti “kebudayaan tinggi”, “kebudayaan murni”, dan lain-lain. Dalam pengertian ini dibayangkana ada dua realitas sosial yang terjadi (dalam konteks di Inggris pada tahun 1960-an), yaitu kaum bangsawan yang dikonsumsi lebih banyak bentuk-bentuk budaya yang bersifat high art, seperti pagelaran balet, opera atau orkes simfoni.
Menurut Raymond Williams, budaya popular ini dapat didefinisikan ke dalam empat macam. Yang pertama budaya popular adalah budaya yang disukai oleh banyak orang. Kedua, kerja kebudayaan yang interior. Ketiga, kerja kebudayaan yang dimaksud untuk meraih simpati banyak orang. Keempat, kebudayaan yang dibuat sekelompok orang untuk diri mereka sendiri.(Ignatius: 188)
Budaya popular ini lahir karena budaya konsumsi dan didukung oleh tekhnologi informasi baru. Seni populer lahir dan bertahan karena kehendak media (dengan ideologi kapitalisme) dan konsumsi. Media dan konsumsi menggeser ikatan sosial yang semula mementingkan aspek moral dan kognisi dengan ikatan estetik. Kita tidak bisa lagi bicara fungsi media untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan manusia namun juga media yang mengatur gagasan dan menata perasaan manusia.
Baudrillard melukiskan media massa telah menyatukan manusia kemudian membiarkannya meledak ke dalam: batas-batas tradisi, geografi, bangsa, ideologi, kelas, cair luluh begitu saja. Yang tinggal hanya satu: massa dengan ketidakpastian ini memberikan rasa aman dan pasti luluh, batas-batas baru sangat bergantung pada bagaimana suatu kelompok sosial dihadirkan dalam media.
Media menciptakan populer dengan mengonsumsi barang-barang komoditi. Ini merupakan bagian dari kapitalisme konsumsi. Populer yang sedang kita periksa adalah populer yang lahir lewat cara orang-orang zaman sekarang mengonsumsi barang-barang (mode of consumption). Sifat kapitalisme ini membawa masyarakat menjadi massa, artinya masyarakat dilebur dari batas-batas tradisionalnya menjadi satu massif konsumtif. Sesuai prinsip pasar bebas, gairah agresifitas konsumsi tidak ditentukan oleh otoritas seperti negara, agama, atau tradisi. Otoritas sepenuhnya ada di tangan objek konsumsi (komoditi) dalam menggoda para calon konsumen. Menurut Lipovetsky mengatakan bahwa “kalau orang tertarik pada suatu barang, bukan karena orang menonton langsung promosinya namun karena setiap barang yang dipakai mempunyai daya promosional.” Sehingga kita akan melihat betapa kuat dan rumitnya kekuatan media dan konsumsi membentuk dan mengubah realitas rakyat dan kerakyatan menjadi realitas populer.(Dominic: 6-7)
B. Film Boys Before Flower Menjadi Budaya Populer
Boys Over Flowers adalah drama adaptasi Korea yang diadaptasi dari manga Jepang Hana Yori Dango. Boys Before Flowers sendiri mulai ditayangkan tanggal 5 Januari 2009 di KBS2TV dan berakhir pada tanggal 31 Maret 2009 dengan 25 episode. Sebelumnya serial ini sudah pernah dibuat dari negara asia seperti Jepang, Taiwan, serta Indonesia. Film ini bergenre romantis, tak luput dari serial dari negara sebelumnya serial ini cukup menyorot penonton di Korea Selatan. Walaupun serial ini pernah dirilis, namun sutradara membuat serial ini lebih berbeda dari serial sebelumnya dengan artis dan aktor pendatang baru. Film ini menjadi gebrakan hits di berbagai negara luar Korea Selatan seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan berbagai negara Latin lainnya.
Sinopsis Film Boys Before Flowers
Geum Jan Di (Koo Hye Sun) adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga biasa yang memiliki toko laundry yang terletak di dekat sekolah Shin Hwa, sekolah paling bergengsi di Korea Selatan. Awal cerita dimulai ketika Jan Di hendak mengantarkan laundry milik salah seorang siswa Shinhwa, ternyata laundry itu milik siswa yang akan bunuh diri karena stress mendapat bullying dari F4. Secara kebetulan Jan Di menolong anak itu. Tindakannya segera menjadi perhatian publik dan menyulut kemarahan publik terhadap Shin Hwa. Untuk menenangkan kemarahan publik, Jan Di ditawari beasiswa renang untuk dapat bersekolah di Shinhwa, awalnya ia menolak namun akhirnya menerima setelah keluarganya memaksanya.
Selama hari pertama di Shinhwa. Jan Di mencoba untuk menghindari konfrontasi dengan F4, karena dia tahu apa yang terjadi pada mereka yang berani menentang F4. Gu Jun Pyo (Lee Min Ho, Yoon Ji Hoo (Kim Hyun Joong), So Yi Jung (Kim Bum), dan Song Woo Bin (Kim Joon) adalah anak-anak paling kaya dan paling berkuasa di sekolah Shinhwa dan di Korea Selatan. Mereka menggunakan kekuasaan untuk meneror siswa lemah atau orang-orang yang tidak suka pada mereka. Jan Di, alih-alih terkesan, menjadi marah dan muak terhadap F4 terutama kepada Gu Jun Pyo, pemimpin dan inisiator dari banyak tindakan bullying. Keberaniannya bangkit ketika seorang teman, Oh Min Ji, tidak sengaja menumpahan es krim pada sepatu Jun Pyo dan Jun Pyo menuntut gadis itu untuk menjilati sepatunya. Jan Di membela temannya dengan menggantikan Min Ji untuk menjilati sepatu Jun Pyo. Dengan berpura-pura menjilat, Jan Di membungkuk lalu melemparkan es krim di wajah Jun Pyo. Marah karena hal ini, Gu Jun Pyo menyatakan perang terhadap Jan Di dan menyuruh siswa lain untuk mengerjai Jan Di. Jan Di, mencoba bertahan, menolak untuk meminta maaf kepada Gu Jun Pyo, dan berdiri dengan keputusannya untuk melawan dia.
Sahabat terbaik Jan Di, Ga Eul (Kim So Eun) sering menemukan dirinya di tempat yang sama dengan Yi Jung. Suatu hari, Yi Jung menemukan Ga Eul menangis setelah ia dicampakkan pacarnya.Yi Jung mengajak Ga Eul ke sebuah klub malam di mana mantan pacar Ga Eul sering terlihat. Yi Jung pura-pura jatuh cinta dengan Ga Eul untuk membuat cemburu mantan pacarnya. Setelahkejadian ini, Ga Eul jatuh cinta pada Yi Jung. Pada Hari Valentine, dia menunggu di luar rumahnya, untuk memberinya coklat. Yi Jung datang dengan dua orang gadis dan menolak coklat pemberian Ga Eul. Ketika Ga Eul marah, Yi Jung mengingatkan bahwa mereka di klub malam itu hanya bersandiwara, dan itu bukan salahnya jika Ga Eul menganggap itu serius.
Menganggu Jan Di terus menerus malah membuat Gu Jun Pyo jatuh cinta pada gadis itu. Dengan segala cara Jun Pyo berusaha mendekati Jan Di. Ketika cinta mulai mekar diantara Jan Di dan Jun Pyo, ibu Jun Pyo mengetahui hubungan mereka dan tidak menyetujui hubungan keduanya. Dia melakukan segala cara untuk membuat mereka berdua berpisah, bahkan mengatur perkawinan bagi Jun Pyo. Para anggota F4 lainnya dan Ga Eul mencoba untuk menyatukan mereka kembali.
Pemeran
Foto: salah satu pemain dalam Boys Before Flower |
• Lee Min Ho sebagai Gu Jun Pyo. Gu Jun Pyo adalah pemimpin F4 dan pewaris Group Shinhwa, perusahaan yang paling kuat di negeri ini. Sewaktu di SMA, ia bertemu Jan Di dan terpana oleh keberanian Jan Di. Meskipun pada awalnya bertekad untuk membuat hidupnya sengsara, ia jatuh cinta padanya.
• Kim Hyun Joong sebagai Yoon Ji Hoo. Yoon Ji Hoo adalah anggota F4 yang paling tenang, sangat mahir bermain biola, gitar dan piano. Ia adalah cucu mantan presiden Korea. Dia juga pesaing utama Jun Pyo untuk mendapatkan Jan Di, tetapi dia merelakannya karena dia menghargai persahabatan dengan Jun Pyo.
• Kim Bum sebagai So Yi Jung. Yi Jung berasal dari keluarga seniman terkenal dan merupakan seniman tembikar yang mempunyai reputasi sendiri, membuat debut pertamanya pada usia enam belas tahun. Keluarganya memiliki sebuah galeri seni terkenal yang merupakan harta karun nasional. Dia adalah salah satu dari dua playboy di F4.
• Kim Joon sebagai Song Woo Bin. Song Woo Bin berasal dari keluarga yang menjalankan sebuah organisasi bawah tanah, (mafia) Ia sering terlihat bertaruh dengan Yi Jung dalam berbagai hal. Dia adalah salah satu dari dua F4 playboy. Ia juga merupakan anggota F4 yang paling kuat dan pintar beladiri.
• Kim So Eun sebagai Chu Ga Eul. : Chu Ga Eul adalah sahabat Di Jan sejak TK. Dia dan Yi Jung terlihat selalu bersama dan bahkan membuat kencan palsu untuk membawa Jan Di dan Jun Pyo kembali.
• Lee Yeong Shi : Oh Min Ji adalah teman pertama Jan Di ketika ia transfer ke sekolah Shinhwa, diam-diam dia memfitnah Jan Di.
• Han Chae Young sebagai Min Seo Hyun, adalah cinta pertama Ji Hoo dan model Korea yang terkenal.
• Jung Eui Chul sebagai Lee Ha Min / Lee Ji Ha adalah dua karakter yang dimainkan oleh aktor yang sama, pertama sebagai siswa yang ditolong oleh Jan Di, dan kedua sebagai saudara kembarnya yang dendam pada Jun Pyo.
• Lee Min Jeong sebagai Ha Jae Kyung adalah tunangan Jun Pyo. Ia berkenalan dengan Jan Di saat di Macau.
• Im Joo Hwan sebagai So Il Hyun. kakak Yi Jung yang membuang nama keluarganya untuk hidup normal. Dia membawa beban berat untuk meninggalkan Yi Jung.
• Park Soo Jin sebagai Cha Eun Jae adalah cinta pertama Yi Jung. Dia adalah seorang guru di sebuah kelas tembikar di mana Ga Eul belajar, menyebabkan dia dan Yi Jung bertemu lagi setelah 3 tahun terpisah.
• Kim Min Ji sebagai Jang Yu Mi adalah seorang gadis di rumah sakit yang sama di mana Jun Pyo dirawat, yang mengambil keuntungan dari amnesia nya.
Keluarga Geum:
• Ahn Suk Hwan : Geum II Bong (ayah Jan Di)
• Im Ye Jin : Na Gong Ju (Ibu Jan Di)
• Park Ji Bin : Geum Kang San (adik Jan Di)
Keluarga Gu:
• Lee Hye Yeong: Kang Hee Soo (Ibu Jun Pyo)
• Kim Hyun Joo : Gu Jun Hee (Kakak Jun Pyo)
• Jung Ho Bin: Seongrok Jeong (sekertaris Ibu Jun Pyo)
• Yun Ji Gook: Choi Jin Hee, yang dikenal sebagai Ginger
• Jang Ja Yun : Ming Ja Park, dikenal sebagai Sunny
• Min Yeong Won: Lee Mi Suk, yang dikenal sebagai Miranda
• Lee Jung Gil sbg Yoon Seok Young (Kakek Ji Hoo)
• Kim Ki Bang sbg Bom Chun Sik (bos Jan Di dan Ga Eul
Film ini hanya tayang 25 episode, namun sudah banyak membuat perubahan yang sangat besar dalam masyarakat Indonesia. Karena inti dari budaya populer adalah mengandalkan konsep media, konsumen dan ideologi maka dalam sebuah filmpun sang sutradara pastinya berharap untuk dapat mempopulerkan film tersebut. Bentuk kepopuleran ini bisa dalam bentuk membudayanya identitas BBF dikalangan masyarakat. Misalnya dalam hal penampilan, perilaku maupun kebudayaan setempat.
Oleh karena itu, film BBF yang mengandung banyak sekali unsur dalam proses terbentuknya budaya. Sehingga banyak sekali sekarang masyarakat Indonesia mengadopsi busana-busana yang bersalkan dari Korea. Bukan busana adat, melainkan trend busana yang lagi in di negara tersebut.
Kalu kita seksama dan melek akan kehidupan sekitar kita, sebenarnya kebudayaan Indonesia ini sekarang dalam masa campur aduk. Banyak sekali masuk budaya-budaya baru yang berkembang karena sifat konsumtif masyarakat Indonesia. Busana-busana yang lagi banyak diminati oleh kaum hawa maupun kaum adam saat ini memang berkiblat kea arah timur. Banyak sekali sekarang dari kalang public figure juga mengenakan busana-busana yang dikenakan oleh keseharian dalam film BBF.
Saat ini tren BBF hingga sekarang masih banyak diminati oleh kalangan muda, karena dari film ini ditawarkan artis pendatang baru dengan tampang yang sangat wah. Dari sinilah para pembuat film berusaha untuk memikat para penonton dengan mengutamakan kemasan. Sehingga apabila dari pengemasan film ini sangat bagus, maka akan menarik kalangan penonton sangat banyak.
C. Penggemar Film Boys Before Flower
Baju: salah satu gambar yang disediakan di online shop baju korea |
Bentuk fanatisme film ini dapat berupa hal yang bermacam-macam. Dan semua orang dapat mengkreasikannya sesuai kemauan. Misalnyanya saja dari website, kelompok pecinta BBF, butik-butik busana ala BBF, hingga lomba mirip artis BBF. Semua ini terjadi di Indonesia, bagaimana dengan negara yang lain. Pasti sangat banyak sekali para penggemar dari film yang hanya muncul 25 episode ini.
Data ini kami peroleh dari hasil survey yang singkat, namun sangat menampakkan hasil yang sangat luar biasa. Beberapa media maupun kalangan bisnispun ikut berpartisipasi dalam demam BBF ini, antara lain sebagai berikut:
Website
Iklanbarisgratis.info/Pecinta Boys Before Flower
www.sulaymancity.com/BBF
www.loveBBF.com
www.pecintaBBF.com
www.bbfindonesia.com
Twitter, FaceBook
PETITION-SUPPORT BOYS BEFORE FLOWER COME TO INDONESIA 2010
LEE MIN HO GRUP
KIM BUM GROUP
BOYS BEFORE FLOWER INDONESIA
Indonesia Vote BBF
Pecinta Boys Before Flower
Media Cetak
Bintang, Asian Plus, Asian Stars, My Idol, Teen dan Asian Crush
Penjual Baju ala BBF
Up Date Man Boutique Mall Olympic Garden
Blur Distro Malang Town Square
Celciuos Distro Mall Olympic Garden
Luxurious On Line Shop
ButikBajuSulaymanCity.com
Dari berbagai pihak ini tentu saja berniat untuk menyamakan dirinya sebagai apa yang terdapat dalam film Boys Before Flower tersebut. Hal ini tidak lain karena budaya populer telah membuat film tersebut digandrungi oleh seluruh lapisan masyarakat yang sadar akan keberadaan film tersebut. Dari pemaparan data di atas ini hanya sebagian dari para fanatisme film BBF yang berada di Indonesia. Tidak tahu lagi bagaimana para penggemar yang berada di luar sana. Pastinya sangat melebihi dari apa yang pernah kita bayangkan.
Ranggaa...kok ngk ada gambarnya blas..kasih po'o..pasti lebih keren..........Chayo boy...Boy???? uppz..hahahahahaaa pizzzzzzzz
BalasHapusowkeh dewhh...
BalasHapusiyah ney masie bingung2 juga ney nyelipin gambar..
hahahaha
thanz yah