Bagaimana menurut anda tentang saya?

Rabu, 22 Desember 2010

PUTIH BELUM TENTU CANTIK

Foto1: Walaupun putih belum tentu putih dalamnya
Tampil tampan maupun cantik merupakan dambaan dari setiap individu. Tidak pernah terlontar dari seseorang,”aku ingin jelek” tidak akan pernah. Tampil percaya diri merupakan hal positif yang sebenarnya harus dimiliki oleh setiap individu. Akan tetapi terlalu percaya diri juga tidak baik bagi diri kita sendiri. Karena akan berdampak negative dan banyak orang di sekeliling kita yang merasa kurang nyaman dengan hal tersebut.
Sudah sekian lama ini, kaum wanita maupun pria termotivasi dengan semua hal yang berada dalam sebuah iklan. Memang benar fungsi iklan sebagai media persuasi, yaitu mengajak para penonton untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh iklan tersebut. Akan tetapi apakah iklan itu benar atau tidak belum tahu sebelum kita mencoba produk tersebut. Sehingga dalam pembuatan sebuah iklan dibutuhkan tangan-tangan ahli dalam hal advertising. Apabila dalam pengemasan iklan tersebut sangat menarik, pasti banyak sekali pembeli yang akan meniatkan dirinya untuk mencoba produk tersebut. Hal ini juga terjadi di beberapa iklan kosmetik yang menawarkan alat kosmetik untuk memutihkan kulit anda.
Pasti kita tidak asing lagi dengan iklan-iklan yang memberikan suguhan kosmetik whitening. Padahal dalam kenyataannya pemakaian whitening ini belum tentu berdampak sangat besar dalam memutihkan kulit kita. bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terkenal dengan kulit sawo matang maupun kuning langsat. Akan tetapi slogan tersebut mulai tersisihkan oleh putih mutiara, putih bercahaya, atau putih kulit China.
Dimana letak pelestarian budaya bangsa kita? hal sepele dari sebuah kosmetik saja langsung dapat mempengaruhi pola piker kita bahwa cantik itu putih, tampan itu putih. Semua produk kosmetik banyak menawarkan formula pemutih. Dengan iming-iming bintang iklan yang kulitnya putih berseri, iklan mampu mengimajinasikan bahwa jika kita memakai produk tersebut, maka kita akan secantik bintang iklan tersebut. Sungguh salah besar jika kita memikirkan hal tersebut menjadi kenyataan.
Eksotis: Walaupun kulit gelap tetapi penuh daya artistik
Produk kosmetik hanya memberikan sedikit formula untuk perawatan kulit kita. Jika kita memang terlahir dengan kulit sawo matang, jangan dipaksakan untuk menjadi seputih artis di iklan tersebut. Misalkan saja dalam salah satu iklan kosmetik kecantikan yang dibintangi aktris India Kajol. Kulit asli dari Kajol adalah gelap, karena dia merupakan suku asli India. Akan tetapi karena dia mendapatkan kesempatan untuk membintangi iklan pemutih tersebut, Kajol di makeup oleh para makeup artist professional supaya kulitnya nampak putih. Selain itu, setelah selesai pengampilan gambar, video masih diedit untuk diterangkan cahayanya, agar Kajol terlihat benar-benar cantik putih berseri. Tentu saja ini kebohongan public. Akan tetapi memang produk tersebut membuat iklan bertujuan untuk memasarka produk tersebut. Maka mau tiak mau harus ada objek yang representative untuk mengimajinasikan kemauan dari produk tersebut.
Dengan banyaknya terpaan yang kita terima dari sebuah media, maka semakin bergesernya budaya asli yang kita perjuangkan semakin habis. Bukan karena hilang diadopsi oleh bangsa lain, melainkan kita hilangkan sendiri dan melepaskannya begitu saja.

Sumber Foto: American Next Top Models

Bisnis Pendidikan

Dewasa ini sering kali kita dapat menemukan tempat-tempat bimbingan belajar di kota Malang. Berbagai tempat bimbingan belajar saat ini juga berkembang pesat di sekitar kita. Ketika kita berpikir secara positif, tentu halnya ini merupakan terobosan yang sangat luar biasa dalam perkembangan pendidikan di kota Malang. Selain memang Malang sebagai kota Pendidikan, akan tetapi Malang sendiripun tidak hanya menggunakan jabatan itu sebagai title saja.
Sebaliknya, ketika kita jauh berpikir secara kritis, tempat bimbel ini pastinya membayar. Dan pengeluaran dana ini terbilang tidak cukup sedikit, melainkan sangat besar. Sudah tentu terobosan terbaru ini hanya dapat dinikmati bagi mereka yang berduit lebih. Lalu bagaimana nasib para kalangan ekonomi menengah ke bawah?
Hal ini tentu saja menjadikan suatu kontroversi antara semakin banyaknya masyarakat miskin yang membutuhkan pendidikan gratis dibarengi dengan terus meningkatnya bermacam-macam tempat bimbingan belajar non formal atau di luar sekolah. Timbul sebuah pertanyaan, apakah sekolah formal sudah tidak mampu menjadi tempat utama untuk menimba ilmu? Apakah praktisi pendidikan perlu berbisnis untuk perekonomian mereka secara individu? Atau apakah masyarakat ingin lebih maju dengan sekolah gratis akan tetapi les bimbel bayar tidak menjadi sebuah masalah? Mari kita pikirkan tentang hal tersebut bersama.
Memang banyak sekali les bimbel yang menyediakan banyak sekali fasilitas mulai dari praktisi pengajar yang handal hingga sistem taruhan nilai yang didapatkan anak didik nantinya. Akan tetapi bagaimana dapat terbentuk pola pikir yang sedemikian rupa ini untuk menjadikan pendidikan menjadi suatu bisnis yang sangat menguntungkan.
Ketika mereka yang mempunyai ekonomi lebih bisa saja untuk menjadikan hal ini sebagai suatu kelebihan dalam menimba ilmu. Akan tetapi ketika kita melirik bagi mereka yang kurang mampu. Apakah juga dapat menikmati fasilitas tersebut yang sedang berkembang di masyarakat luas?
Sekolah gratis memang sedang gencar dilaksanakan de seluruh pelosok tanah air. Ini memang salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan anak bangsa. Akan tetapi, jika ada beberapa oknum yang dengan sengaja memanfaatkan peluang ini untuk berbisnis seharusnya dengan mempertimbangkan untuk kesejahteraan anak bangsa. Katanya guru itu pahlawan tanpa tanda jasa..

Sumber foto: Google.com

Pasar Bebas Risaukan Pengrajin Kecil

Liputan6.com, Gunung Kidul: Setelah libur lebaran, aktivitas di Sentra Kerajinan Batik Kayu di Bobung, Gunungkidul, kembali bergeliat. Kegiatan produksi kembali normal setelah sempat diliburkan saat lebaran.

Meski permintaan Topeng Batik masih terbilang bagus, para perajin sebetulnya tengah gundah. Sejak diberlakukannya pasar bebas Asia dan Cina, perajin
Foto1: salah satu kerajinan keramik dinoyo
dihadapkan pada dilema karena selama ini belum mempunyai hak paten. Bila kondisi ini terus berjalan, bukan mustahil karya mereka akan dibajak pihak asing.

Para perajin berharap Pemerintah Daerah dapat memberikan sosialisasi mengenai dampak perdagangan bebas ke perajin, termasuk melakukan pendampingan dan perlindungan dengan mematenkan karya mereka.

Selain dihadapkan pada persoalan hak paten, para perajin juga menghadapi persoalan bahan baku yang makin sulit didapat. Untuk memenuhi permintaan pasar, termasuk wisatawan di Bali, para pengrajin harus merogoh kocek lebih dalam demi mendatangkan bahan baku dari luar Gunung Kidul.(MRQ/YUS)

Dari kutipan tersebut di atas, jelas nampak dampak dari adanya pasar bebas yang tak lama ini memasuki tanah air. Kebijakan yang telah disepakati oleh negara Indonesia ini ternyata ada saja kerugian yang dirasakan oleh masyarakat secara luas.
Berita di atas terjadi di daerah Gunung Kidul, hampir sama dengan para perajin kota Malang. Berbagai barang kerjinan dapat ditemukan di kota pariwisata ini. Mulai dari kerajinan keramik, pengrajin rotan, hingga topeng malangan.
Perasaan yang sama tentunya dirasakan oleh beberapa para pengrajin yang berada di kawasan kota Malang ini. Karena banyak dari pengrajin tersebut masih belum mendapatkan hak paten. Hal ini akan membuat pemasaran dari produksi barang kerajinan ini susah untuk dipasarkan di daerah luas. Terbilang susah untuk mendapatkan PIRT (Perijinan Industri Rumah Tangga), dimana ada tertera nomer ijin dari dinas industri dari pemerintahan.
Pemerintah kota Malang memang belum lama ini telah mencanangkan program pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Memang menurut pencanangan Menteri Ekonomi dan Koperasi, tentang ekonomi kerakyatan. Hal ini tentunya pemerintahan lebih mengutamakan ekonomi untuk kerakyatan dan lebih memperdayakan usaha-usaha kecil di setiap daerah-daerah.
Foto2: keramik dinoyo yang beragam
Akan tetapi hal itu tidak diimbangi dengan dipermudahnya segi perijinan untuk pemberian hak paten bagi mereka para pengusaha kecil. Tentunya kompetisi yang terjadi pada era globalisasi ini akan membuat semakin banyaknya para pesaing di pasar bebas ini. Barang-barang kualitas yang sebenarnya layak untuk diperjualkan dengan maksimal akan terhambat dengan adanya kekurangan hak paten dan label produksi tersebut.
Oleh karena itu, ketika pemerintahan mengahrapkan warga Indonesia tidak kalah saing dengan negara-negara lain, diimbangi dengan adanya suatu pelayanan yang maksimal pula dalam hal ini. Ketika pihak masyarakat, pihak swasta dan pemerintahan dapat bekerja sama dengan baik, maka peningkatan investasipun akan berjalan dengan lancar.

Sumber foto: Google.com

Timnas Gebrakkan Jiwa Nasionalisme

Belum lama ini gebrakan baru dari tim nasional (timnas) memberikan semangat baru bagi bangsa Indonesia. Pertandingan yang beberapa pekan ini lagi marak diperbincangkan oleh seluruh media menjadikan nama timnas mencuat tinggi.
Foto1: Bambang pamungkas salah satu timnas
Gebrakan yang telah diperlihatkan oleh tim garuda Indonesia ini ternyata secara diam-diam banyak menuai perubahan yang sangat luar biasa. Kepopuleran mereka dalam memperjuangkan nama baik negara tercinta ini membuat banyak perubahan mulai dari naiknya rating acara yang membahas masalah sepak bola ini hingga naiknya jiwa nasionalisme dari masyarakat Indonesia itu sendiri.
Jiwa nasionalisme memang tidak dapat dipaksakan bagi siapapun itu. Terbentuknya pola pikir yang seperti ini hanya dapat terjadi jika adanya kamauan seorang individu untuk lebih bergerak ke jiwa nasionalisme. Memang sulit kalau sudah berbicara masalah jiwa kebangsaan. Karena bangsa kita sebenarnya terkalahkan dengan jati diri awal dari warga bangsa itu sendiri. Jati diri yang semula telah terbentuk mulai dari sumpah pemuda. Dimana dalam ikrar sumpah tersebut, para pemuda pemudi Indonesia telah berpegang teguh untuk mengangkat nama Indonesia bersama-sama. Akan tetapi lambat laun hal tersebut tersingkirkan dengan masuknya berbagai budaya yang merasuk dalam pikiran kita. Namun, hal tersebut kini dapat disiasati dengan media yang mampu mendobrak jiwa-jiwa nasionalisme warga Indonesia melalui pertandingan sepak bola ini.
Foto2: Kaos Timnas yang menjadi kebanggaan
Dengan adanya tayangan di layar kaca tentang peliputan pertandingan sepak bola ini, kita merasa ikut mempertaruhkan jiwa raga kita untuk bangsa Indonesia. Melalui pertandingan sepak bola ini, kita dapat terkumpulkan satu tekad untuk berjuang dengan warga lainnya demi rasa nasionalisme yang kita miliki. Sebenarnya hal ini kemungkinan besar tidak kita rasakan, akan tetapi ternbentuknya jiwa nasionalisme tersebut dapat ditandai dengan pemakaian atribut-atribut lambang garuda Indonesia. Selain itu, pada saat pertnadingan tersbut berlangsung, banyak dari kita untuk bersekukuh mendukung nama Indonesia melawan negara lain. Hal ini sudah banyak mewakili bahwa jiwa baru yang terbentuk dapat melalui tayangan yang minat untuk kita tonton bersama.
Timnas: Seluruh timnas foto sebeluym bertanding
Sepertinya media berhasil dalam peliputan hal yang sebenarnya menjadi minat khusus tersebut. Masyarakat yang tidak terlalu menyukai tayangan sepak bola, karena jiwanya merasa terpanggil untuk ikut mendukung Indonesia sehingga dia langsung merasa ikut bergerak jiwa nasionalismenya untuk menonton tayangan tersebut. Seperti yang dikatakan Vinda, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi ini mengatakan bahwa dia sangat senang melihat pertandingan Indonesia melawan negara lain. Hal ini dapat dibuktikan kalau ada acara nonton bareng di kos-kosannya dengan menggunakan LCD besar di halaman parkirnya.”Padahal aku gak suka bola, tapi karena anak-anak yang nonton rame jadi pengen ikutan dukung Indonesia,” ungkap gadis kelahiran Aceh ini.
Oleh karena itu, untuk mengembangakan jiwa nasionalisme ini perlu diadakannya suatu trik dimana masarakat menyukai dan mencintai terlebih dahulu negaranya. Dengan demikian maka kita akan merasa memiliki dan menjaga seutuhnya negara kesatuan Republik Indonesia.

Sumber foto: google.com

PONSEL QWERTY MEMBLUDAK

Pesatnya tekhnologi telah begitu besar terasa di pribadi masing-masing. Tekhnologi memang membawa suatu budaya baru yang telah mencampuri adonan pikiran manusia. Saat ini untuk melakukan sesuatu yang sulit sekalipun, dapat dilakukan dengan mudah melalui tekhnologi. Saat kita ingin bertemu dengan orang yang kita sayangi, akan tetapi jaraknya begitu jauh. Tekhnologi dapat menjawabnya. Hanya melalui telepon genggam yang sering disebut handphone ini, kita dapat dengan mudah untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain.
Perkembangan handphone ini telah menjadi suatu kebutuhan yang saat ini setiap individu inginkan. Alat canggih yang satu ini telah memasuki ranah hampir kebutuhan utama. Padahal kalau kita dulu masih duduk di bangku sekolah dasar, kebutuhan utama adalah sandang, papan, pangan. Akan tetapi slogan itu sewajarnya tidak lagi hanya tiga itu saja. Kebutuhan lain yang menjadi sangat ekstrim untuk dipenuhi harus dimasukkan dalam kebutuhan utama.
Tekhnologi memang tidak pernah lepas dari sekitar kita. Handphone yang mendarah daging di kawasan Indonesia ini telah banyak melalui beberapa fase. Perubahan yang signifikan ini telah menemukan dampak yang besar. Tanpa kita sadari bahwa maraknya penjualan hp yang semakin merajalela telah memasuki angka tinggi. Hp tidak hanya berfngsi sebagai alat komunikasi yang canggih, akan tetapi dengan beberapa fitur yang disuguhkan menjadikan alat kecil satu ini semakin dicari oleh para peminatnya. Fungsi hp saat ini telah berubah, akan tetapi dengan tidak meninggalkan funsi utama. Kini hp lebih dinilai dari segi desain modisnya. Selain fitur yang disuguhkan, banyak hp yang menawarkan untuk keindahan desainnya. Sampai perubahan dari keypad standar menjadi Qwerty Keypad.
Banyak sekali kita jumpai saat ini hp Qwerty. Hp dengan layanan full digit ini lebih marak dan disenangi oleh banyak masyarakat. Tidak itu saja, semakin berkembangnya perubahan yang diberikan oleh ponsel ini membuat para pengguna semakin dimudahkan dalam segala aktifitasnya.
Ponsel qwerty ini semakin melakukan perubahan yang pesat beberapa tahun terakhir ini. Hingga ponsel lokan atau sering disebut ponsel cina, ikut merangkul pembeli dengan mendesain ponsel buatannya dengan full digit atau qwerty. Membludaknya desain yang terbilang latah ini membuat ponsel semakin membudaya di dalam pikiran masyarakat Indonesia khususnya. Tidak disangka angka ekonomis untuk penganggaran pulsa lebih tinggi dibanding dengan kebutuhan yang lainnya.
Oleh karena itu, dengan maraknya ponsel di kalangan masyarakat luas membuat kita seharusnya tidak lepas tangan begitu saja. Dalam perkembangan tekhnologi selalu ada konsekuensi yang seharusnya ditanggung oleh para pengguna. Mulai dari segi ekonomis hingga masalah kesehatan yang sebenarnya dampaknya sangat besar bagi tubuh kita.
Ponsel memang saat ini susah lepas dari kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi ketika kita masih sadar akan dampak yang terjadi maka perlakuan diri terhadap tekhnologi ini jauh lebih baik. Segala konsekuensi dapat kita kendalikan dengan baik.

Sumber foto: google.com

Malang Kota Belanja

Pusat perbelanjaan di kota Malang tidak akan susah anda temukan. Dengan bermodal keliling kota Malang mengendarai angkotan kota seharga Rp. 2500 saja, anda sudah dapat menjumpai berbagai pusat perbelanjaan yang luar biasa banyaknya. Malang memang identik dengan kota Pariwisata, akan tetapi pariwisata yang dimiliki oleh Malang itu sendiri lebih banyak menyuguhkan pariwisata belanjanya.
Hingga tak heran kalau banyak kita jumpai tempat perbelanjaan yang marak didirikan untuk memanjakan wisata belanja kita. Mal-mal megah terbangun dengan menjualngnya di berbagai pojok wilayah. Department store juga dapat anda nikmati di kota yang dulu hawanya sangat dingin ini. hingga sampai muncul kalimat, tidak ada yang tidak ada di kota Malang.
Mal: Salah satu mal terbesar di kota Malang
Malang denga semaraknya berkembangnya wisata belanja ini, membuat Malang dituntut untuk terus meningkatkan pembangunan yang besar-besaran denga dibangunnya mal-mal. Padahal dengan banyaknya mal ini banyak mengundang pro dan kontra yang sangat luar biasa. Mulai dengan munculnya pendapat bahwa kota Malang adalah tata letak kota yang nyaman, jika banyak dibangun mal atau ruko akan mengurangi keindahan alam kota Malang. Selain itu munculnya pengurangan lahan hijau yang semakin sedikit wilayahnya karena sering diadakannya pembangunan besar-besaran. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Malang dengan banyaknya pembangunan membuat udara kota Malang semakin panas, kurangnya tetumbuhan yang ditanam, pohon-pohon mulai ditebang.
Oleh karena itu, sebenarnya sungguh sangat disayangkan dengan adanya pembangunan yang sangat besar ini. jika ketinggian bangunan dibatasi, maka kita dapat dengan mudah melihat pemandangan yang sangat luar biasa di alam pegunungan kota Malang. Karena pada jaman pemerintahan terdahulu masih diberlakukannya ijin mendirikan bangunan (IMB) dengan ketinggian maksimal yang telah ditentukan. Hal ini akan mempertahankan sebuatan kota Malang sebagai kota persinggahan. Dimana Malang sendiri mendapatkan julukan tersebut untuk tempat bersinggah dan menikmati indahnya kota yang dikelilingi pegunungan.

MEDIA ANTARA TEMAN ATAU LAWAN

Media merupakan suatu aset penting dalam pembentukan karakteristik budaya bangsa. Media saat ini berkembang dengan pesatnya di kalangan masyarakat. Media massa pun semakin beragam pilihan sesuai dengan kebutuhan kita. dari media cetak, media elektronik hingga media on line. Semua itu dapat kita nikmati setiap hari tanpa mengeluarkan banyak tenaga. Misalnya saja dengan akses internet dari handphone, kita dapat langsung mencari informasi terkini yang kita inginkan. Akan tetapi apakah informasi tersebut dapat terjaring secara baik? Adakah filterisasi yang tepat untuk membatasi informasi yang masuk terhadap kita? Jwabannya tidak. Kalau seperti ini bagaimana informasi yang salah target.
TV: Televisi akan mencoba membunuh kita secara perlahan
Tanpa kita sadari sebenarnya media telah banyak menggeser kebudayaan bangsa kita. Namun itu semua sudah merupakan konsekuensi yang harus ditanggung oleh setiap individu. Budaya baru telah banyak memasuki pola pikir manusia. Akulturasi yang terjadi dalam sebuah bangsa semakin merajalela. Bagaimanapun konsekuaensinya bila seorang masyarakat yang cinta akan budaya yang ia miliki sudah tentu harus tetap dapat melestarikannya. Tidak banyak masyarakat yang tahu tentang sejarah kota asalnya itu sendiri. Itulah yang membuat jalur informasi terhenti pada satu titik.
Media memang sangat berperan penting untuk citra bangsa. Akan tetapi jika manusia lebih senang dikendalikan oleh media, maka yang ada hanyalah pembentukan budaya baru saja. Banyak bermunculan berbagai inspirasi yang mengelabui pikiran kita. budaya-budaya baru banyak bermunculan. Misalkan saja budaya barat yang senang makanan siap saji. Hal tersebut ternyata telah mendarah daging pada setiap otak masyarakat Indonesia.
Padahal kita tidak pernah tahu, kalau di Negara barat sana, makanan siap saji merupakan makanan buruh yang disibukkan dengan berbagai aktifitas, sehingga mereka tidak sempat untuk memasaknya di rumah. Akhirnya mereka terpaksa untuk membeli makanan siap saji. Namun hal ini malah dirasa suatu kebanggaan tersendiri oleh masayarakat Indonesia. Mereka lebih senang membeli makanan siap saji karena dinilai eksklusif, terpandang dan lebih terlihat elegan. Padahal itu semua tidak ada artinya bagi kaum barat.
Kita secara tidak langsung memang benar-benar terjajah pola piker kita. Bukan lagi dijajah dan ikut perang, akan tetapi terjajah dalam segi mental. Pernah kita selalu merasa harus lebih mencolok dari pada orang lain. Karena pengaruh korban mode. Padahal kita akan diperhatikan oleh orang lain karena suatu karismatik diri kita sendiri, karakter, keunikan bukan karena penampilan kita semata.
Oleh karena itu, dengan munculnya sebuah media yang dekat dengan kehidupan kita. Maka perlu diadakannya suatu penyaringan yang positif untuk kemajuan bangsa kita. Bukan sekedar memasukkan sumber informasi baru tanpa adanya titik ukur dari pedoman awal Negara kita. Budaya di Indonesia sangat beragam, penuh dengan perbedaan, keunikan dan karakter masing-masing. Akan tetapi jika kita mulai menyisihkan mereka, bukannya tidak mungkin kalau budaya asli Indonesia akan segera habis.

Kuliah Cari Ilmu Apa Kuliah Cari Image?

Fenomena yang sering terjadi saat ini adalah kuliah sambil nampang. Apa benar itu terjadi? Sebenarnya sudah ada di benak kita tentang apa arti kuliah yang sesungguhnya. Kuliah berarti kita menjadi seorang mahasiswa. Mahasiswa pekerjaannya mencari ilmu dan meningkatkan pengalaman di dunia pendidikan. Akan tetapi fenomena yang sering terjadi adalah kuliah untuk pembentukan image di lingkungannya.
Foto1:  Kuliah untuk mencari ilmu itu penting
Kebanyakan pembentukan image menjadi anak kuliahan ini tidak hanya berawal dari individu yang kuliah, akan tetapi dari lingkungan keluarga juga dapat membentuk image yang salah ini. Mengapa dapat demikian? Karena jika orang tua mampu membiayai anaknya untuk kuliah di luar kota tempat tinggal mereka, mereka akan merasa bangga dapat menguliahkan bukan bangga anaknya berprestasi. Hal ini tentu contoh yang salah, karena ketika orang tua dengan congkak memamerkan anaknya yang sedang memasuki bangku kuliah, maka kejiawaan sang anak dapat membentuk jiwa yang sombong pula.
Perilaku yang terbentuk dari lingkungannya ini hanya karena gaya-gayaan. Hal ini kebanyakan akan dirasakan bagi mereka yang memiliki fasilitas dan ekonomi yang lebih untuk memasuki bangku kuliah. Seorang anak akan merasa dirinya kuliah sebagai tren saja, bukan mengartikan kuliah yang sebenarnya.
Foto2: Kuliah sambil mengeksiskan diri
Ada beberapa anak mahasiswa yang memang dirinya kuliah hanya untuk membentuk image yang baik di lingkungan keluarga ataupun lingkungan masyarakat. Mereka berangkat kuliah dari kota asalnya berniat untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Orang tua memberi restu yang positif untuk mendoakan putra putrinya mencari ilmu di negeri orang. Akan tetapi fenomena yang sering terjadi adalah anak menggunakan kesempatan tersebut untuk bersenang-senang dan merogok pendapatan atau uang yang sebesar-besarnya dari orang tua. Sungguh hal yang sangat disayangkan.
Adit, salah satu mahasiswa dari Kalimantan mengatakan “aku seneng-seneng aja kuliah di Malang, yang penting nyantai, pemasukan lancar, dan kabar tentang diriku kuliah dengan baik dapat diterima ayah mamaku di Kalimantan sana.” Sebenarnya saya secara tidak sengaja untuk mengutip apa yang telah dikatakan oleh teman saya ini. Sungguh sebenarnya apa yang dicari seorang mahasiswa ini untuk kuliah? Pertanyaan besar dan pastinya masing-masing orang punya pendapatnya sendiri.

Sumber foto 1: Rangga collection
Foto 2 : Google.com

Batik Malangan Kurang Dikenal

Bicara tentang kebudayaa memang tidak ada habisnya. Apalagi bangsa Indonesia mempunyai beragam kebudayaan yang berwarna. Sebuah kebudayaan tidak hanya dinilai dari sebuah nilai seni dan kebudayaan daerah saja. Akan tetapi kebudayaan itu dapat dinilai dari bentuk fisik dan dapat dilihat oleh mata, salah satunya batik Indonesia.
Batik Malangan: Berbagai corak yang sangaty indah
Belum lama ini Presiden Republik Indonesia mencanangkan hari Batik Nasional setiap jum’at dan sabtu. Oleh karena itu di setiap instansi paling tidak diharuskan mengenakan busana batik sebagai identitas bangsa Indonesia. Hingga akhirnya muncul perda tentang diberlakukannya batik khas daerah masing-masing.
Setiap pemerintahan daerah harus memiliki satu jenis batik khas daerah masing-masing dengan memberikan sentuhan ikon dari daerah tersebut, misalkan kota Malang ikon dari daerah tersebut adalah tugu kota Malang.
Seperti batik Malangan, banyak masyarakat kota Malang itu sendiri kurang mengetahui hingga tidak mengetahui sama sekali. Hal ini mungkin banyak disebabkan kalau batik kota Malang ini kurang dipromosikan maupun dipublikasikan ke khalayak umum. Batik khas kota Malang ini lebih dikenalkan kepada instansi pemerintahan saja yang mengenalnya.
Ada beberapa jenis batik Malangan, mulai dari motif “kawung kembang kopi pecah,” yang berarti motif ini diambil dari biji kopi yang dipecah. Ada pula motif yang saat ini sedang berkembang dan dikenakan sebagai seragam batik instansi pemerintahan terkait yaitu motif tugu kota Malang. Dimana motif batik yang satu ini menjadi suatu kebanggaan dan dijadikan sebagai seragam dinas setiap hari jum’at atau sabtu.
Belajar: dari kecil seharusnya dikenalkan budaya batik
Akan tetapi sayangnya, masyarakat kota Malang sendiri belum pernah tahu akan keberadaan batik khas kota Malang itu sendiri. Bisa jadi hal ini selain disebabkan oleh kyrangnya promosi, tapi batik ini masih terbilang baru di kalangan warga. Oleh karena itu dengan telah diciptakannya batik ini maka perlu diadakannya suatu promosi yang efektif bagi seluruh warga kota Malang. Karena selain untuk mempromosikan batik ini ke seluruh warga kota Malang, tetapi para perajin batik di kota Malang dapat meniru motif yang menjadi khas kota Malang itu sendiri.
Dengan mencintai kesenian batik, maka kita juga mencintai warisan leluhur bangsa Indonesia. Batik bukan hanya sebuah warisan seni budaya, akan tetapi batik merupakan karakteristik yang yelah dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk dikenal oleh bangsa negara lainnya.

Sumber foto: Pakandayu file

Ajang Pemilihan Duta-dutaan Sudah Biasa

Ajang pemilihan duta-duta di Indonesia tidak asing lagi di telinga kita. berbagai macam instansi kini lebih memberikan pelayanan terbaiknya melalui para dutanya. Mulai dari instansi swasta, instansi pendidikan hingga ke instansi pemerintahan.
Foto: Pemilihan duta pajak 2010
Namun, pemilihan duta yang terbilang usianya cukup lama adalah pemilihan duta wisata. Karena pemilihan duta wisata ini merupakan program pemerintah untuk terus mengembangkan pariwisatanya melalui promosi dengan pengemasan yang menarik, salah satunya dari para pemuda pemudi Indonesia. Pemilihan duta wisata ini pada mulanya hanya dilakukan di tingkat nasional, hingga akhirnya turun ke tingkat propinsi sampai daerah-daerah. Misalnya saja pemilihan Putri Indonesia, Duta Wisata Indonesia, atau pemilihan yang sering disebutkan di layar kaca adalah Duta Wisata DKI Jakarta Abang None, Jawa Barat Mojang Jejaka, Bali Truna Truni atau Jawa Timur Raka Raki.
Hal tersebut di atas merupakan pemilihan dari instansi pemerintahan khususnya dinas pariwisata. Selain itu ada pula dari instansi pemerintahan seperti duta pajak, duta lalu lintas, duta anti narkoba, duta bahasa, duta tari, duta batik Indonesia, dan masih banyak lagi duta-duta lainnya dari instansi pemerintahan.
Sebaliknya ada pula dari instansi swasta yang juga marak berkembang dari berbagi perusahaan atau instansi lainnya. Misalnya saja Pemilihan Putri Indonesia yang diadakan oleh Yayasan Putri Indonesia. Miss Matos (Malang Town Square), Putri Jilbab, L-Men Of The Year, Duta Kondom, Miss Lippo, dan duta-duta lainnya.
Foto: Putri Indo 2010, Putri Fav. Kep. Jawa 2010 dan Miss Universe 2010
Sebenarnya ada untungnya ketika kita menjadikan ikon dari instansi yang kita miliki dengan menggunakan duta-duta ini. Pemilihannyapun juga melalui beberapa tahapan yang sangat ketat. Otomatis mereka mampu membawa nama baik instansi yang mereka sandang. Dengan slempang atau jabatan itu, secara otomatis instansi dalam pembentukan citra atau image akan dapat kita lihat dari para pemuda pemudi ini.
Pemilihan ini juga mengapa menggunakan pemuda dan pemudi. Mengapa buka orang tua atau anak-anak saja. Sudah tentu dalam hal pempromosian suatu ilmu pemasaran, dibutuhkan segmentasi dan objek yang dituju. Dan sebagian besar populasi di Indonesia adalah usia produktif yaitu usia remaja dewasa. Sehingga untuk menyampaikan pesan promosi yang maksimal diperlukan objek yang memiliki latar belakang sama. Oleh karena itu dalam pemilihan duta-duta ini dipilih usia-usia berkisar 17 hingga 24 tahun.

Akan tetapi apakah kita pernah sadar fungsi yang kongkrit dengan pemilihan seperti ini? Sebenarnya sebuah instansi mengeluarkan banyak anggaran hanya untuk pembentukan image semata. Karena pada dasarnya dengan adanya pemilihan semacam ini tidak terlalu berdampak besar. Tidak sebanding dengan biaya atau anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintahan atau instansi dalam ajang pemilihan duta-duta ini.
Foto: Duta wisata jawa timur
Namun demikian, dengan adanya pemilihan semacam ini akan berdampak positif pula dalam perkembangan pola pemikiran para pemuda pemudi yang ada di Indonesia. Dengan pemilihan semacam ini akan mengarahkan generasi penerus bangsa untuk belajar mencintai bangsanya, mengarahkan sikapnya ke hal-hal yang positif dan selain itu untuk mengisi pengalaman-pengalaman hidupnya dengan banyak berkarya bagi nusa dan bangsa.

Selasa, 07 Desember 2010

TOKO KELONTONG TERGESER OLEH MINIMARKET

Ramai: Akankah suasana seperti ini masih terus terjadi?
Pembangunan dalam sebuah bangsa merupakan hal yang sangat diinginkan bagi kita semua. Akan tetapi jika pembangunan yang berdampak pergeseran budaya, apa itu juga menguntungkan bagi kita? Misalnya saja dengan maraknya pembangunan Mal atau pusat-pusat perbelanjaan bahkan minimarket. Sudah tentu lahan untuk pasar-pasar tradisional makin tersisihkan. Kita lebih dimanjakan dengan menuju minimarket ataupun mal yang berAC, dingin, bebas untuk memilih ketimbang masuk pasar tradisional yang panas, engap dan kotor.
Sebenarnya masyarakat Indonesia, semakin lama semakin dibiasakan untuk hidup mewah. Tanpa dapat merasakan susah dan penderitaan. Contohnya saja minimarket inisial AM dan IM sudah memasuki kampong-kampung. Lahan jualan toko kelontong semakin sirna. Pembeli lebih senang menuju minimarket yang dingin, bebas memilih, sambil smsan bahkan sambil telpon-telponan. Sebenarnya kita tidak pernah sadar kalau saat ini bangsa kita sedang dijajah. Bukan lagi dijajah untuk berperang, melainkan dijajah pikiran kita.
Dengan masuknya era modernisasi ini pembangunan semakin berkembang. Dari hal kecil untuk pembangunan minimarket di desa-desa. Sampai desa terpencilpun telah dimasuki oleh minimarket tersebut, padahal belum tentu harganya lebih murah dari toko kelontong biasa.
Minimarket: Salah satu minimarket yang memasuki pedesaan
Akan tetapi, bukan karena masalah harga saja yang ditimbulkan dari masalah ini. Sisi budaya kita yang dibiasakan untuk hidup mewah inilah yang berbahaya. Jika anak didik kita sudah dibiasakan hidup mewah tanpa adanya usaha pengorbanan, kelak dewasa nanti akan jauh lebih parah. Budaya seperti ini harusnya tidak diterapkan mulai dari dini. Misalnya saja, ketika hidup kita pas-pasan akan tetapi karena maraknya pembangunan mal maupun pusat perbelanjaan, mau tidak mau kita akan terdorong untuk masuk ke area tersebut. Kita tidak lagi mensyukuri apa yang seharusnya kita miliki. Tapi rasa malu, gengsi dan minder terhadap orang lain. Ha ini sangat berbahaya ketika semua orang memiliki sikap seperti ini.
Parahnya lagi, ketika pemerintahan lebih memihak ke pihak swasta dari pada kelangsungan hidup masyarakat. Misalkan penggeseran sebuah pasar tradisional yang akan dibangun pasar modern. Pasti banyak sekali hal yang tidak dapat diterima dengan keputusan seperti ini. Karena, kita akan kehilangan sisi budaya tradisional kita yang telah turun temurun dibudidayakan. Selain itu, nasib para penjual kecil nyawanya nyaris di ujung tombak.
Oleh karena itu, kita siap tidak siap memang harus menerima masuknya era modernisasi. Akan tetapi jika kita masih ingin meneruskan identitas bangsa, maka seharusnya jangan pernah menggeser budaya local yang telah kita bangun bersama. Tetap lestarikan budaya bangsa ini, tetapi tetap kita ikuti arus kemajuan bangsa pula.

Foto: Google.com

SEKS KAMPUS TAK LAGI TABU

Seks: Maraknya seks bebas terdapat pada kalangan mahasiswa
Malang merupakan kota pendidikan yang telah lama menjadi pusat belajar para pendatang yang datang dari berbagai wilayah. Setiap tahunnya kota ini dipadati pendatang yang tetap mempercayakan kota Malang sebagai kota pendidikan internasional. Oleh karena itu tidak diragukan semakin lama kota Malang ini semakin padat dengan warga luar daerah.
Tentu saja hal ini ada beberapa dampak positif maupun dampak negative bagi warga “Ngalam” itu sendiri. Berbagai budaya baru memasuki kawasan ini. Tidak lain halnya dengan perilaku metropolis yang dibawa para pendatang ini. Jumlah kaum produktif sudah pasti lebih banyak dari usia-usia lainnya. Hal ini dibuktikan banyak sekali dibangun tempat-tempat nongkrong, Mal, perbelanjaan, cafĂ©, dan lain sebagainya. Akan tetapi pernahkan kita merasa bahwa disekitar kita banyak juga terjadi tindakan yang seharusnya tidak semestinya dilakukan. Sebut saja salah satunya seks pranikah.
Sudah tidak diragukan lagi, dalam masa-masa kematangan seorang remaja sering kali dihantui dengan bagaimana rasanya melakukan seks. hal seperti ini bukan lagi hal yang tabu untuk dibicarakan. Akan tetapi dampak yang terjadi dari perilaku seperti inilah yang dapat merusak citra budaya bangsa khususnya di kota Malang itu sendiri. Banyak sekali faktor yang mendorong para pelaku ini untuk melakukan hal tersebut. Pasang saja karena hasrat ingin melakukan seks, dorongan dari pasangan, atau rasa malu kepada lingkungan sekitar karena belum pernah melakukan seks.
Banyak diantara mereka yang tidak menggunakan system aman pada saat melakukan hubungan intim ini akan kecolongan. Tidak sedikit dari mereka hamil diluar nikah. Dan akhirnya? Aborsi. Dalam studi kasus aborsi ini sekalipun, banyak juga yang gagal. Dan pada akhirnya anaknyalah yang menjadi korban. Lahir dengan tubuh cacat, cacat mental maupun cacat fisik. Banyak sekali telah ditemui hal ini di sekitar kita. Seperti yang dilakukan Ella (nama samaran), seorang jago aborsi hingga enam kali.
“Ini sebuah tuntutan dalam hidup saya,” ungkap Ella. Tuntutan seperti apakah yang mengahruskan dia membunuh janin tak berdosa itu? Ternyata selama ini, wanita yang saat ini menempuh semester lima di salah satu universitas negeri di kota Malang ini sudah lama menjajahkan seks ke lelaki hidung belang. Dan tidak cukup lama, dia baru satu tahun memulai bisnis barunya itu. Entah apa yang ada dalam pikirannya, hingga bisa melakukan seperti ini.
Dari satu objek kecil inilah yang dapat merusak citra kota Malang itu sendiri. Tidak hanya itu, semakin mengikisnya budaya local atau budaya kearifan itu sendiri dapat memasok untuk menuju kehancuran sebuah identitas masyarakat itu sendiri. Dari sini, kita semakin tahu betapa banyaknya hal-hal yang membuat budaya Indonesia kita ini semakin mengikis hingga akhirnya tak bersisa.

Sumber : Ella (Nama Samaran), 20 tahun, semester lima kuliah di salah satu universitas negeri kota Malang
Foto : Google.com

GAME ONLINE SEMAKIN MENJAMUR

Seru: beberapa terlihat pelajar SMP main game online dengan masih mengenakan seragam
Siapa yang saat ini tidak mengenal internet, hampir ke pelosok tanah air internet telah menjamur ke berbagai daerah di Indonesia. Internet kini hadir dengan membawa budaya yang baru bagi kehidupan. Banyak bisnis yang menjanjikan dengan usaha dari internet ini, misalnya saja game online. Game online sebenarnya tidak jauh berbeda dengan permainan lainnya. Hanya saja pada permainan yang satu ini, dapat berinteraksi dengan siapa saja. Sehingga hal yang membuat lebih mengesankan adalah dapat membuka jaringan yang sangat luas dengan siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Dengan menjamurnya game online ini, banyak sekali dari kalangan muda hingga yang tua ikut senang dalam menikamati permainan tersebut. Misalnya saja Mighfar Fardiansyah, salah seorang anak yang meluangkan banyak waktunya untuk main game online.
Mighfar panggilannya sehari-hari ini, dalam sehari dia bisa hampir 5 jam untuk main game online. Bisa dihitung kalau biaya internet perjamnya adalah Rp. 3000, jadi dalam sehari dia bisa mengahabisakan Rp. 15.000 dalam sehari. Dan dalam seminggu dia bisa main ke warnet hingga 5 kali dalam seminggu. Bisa dibayangkan dia bisa menghabiskan berapa banyak uang dalam seminggu hanya untuk memuaskan dirinya memainkan game online di depan computer tersebut. Sebelum mengenal game online, dia telah mempunyai Play Station 2. Namun setelah mengenal dunia baru ini, dia lebih sering menghabiskan waktunya di depan layar computer tersebut. Sempat pada suatu waktu dia kehabisan uang dan ingin main game online. Yang sangat diherankan, dia hingga nekat menjual barang-barang yang lumayan bernilai untuk mendapatkan uang. Pernah waktu itu dia menjual dua ekor ayamnya dengan harga Rp. 30.000 hanya untuk digunakan main game online.

Game: salah satu pilihan permainan di game online
Parahnya waktu hal tersebut diketahui oleh ibunya, langsung dia dimarahi habis-habisan. Ibunya setiap hari selalu marah kepada dia, karena dia sudah jarang belajar dan nilai di sekolah sangat buruk sekali. Sempat juga orang tua Mighfar dipanggil ke sekolah untuk bertemu dengan kepala sekolah, karena Mighfar sering bolos sekolah dan nilainya sangat buruk. Mighfar jarang sekali saat ini berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, terutama keluarganya. Dia lebih senang dengan main game online di warnet. Namun pada suatu saat, Mighfar main game online hingga lupa makan seharian, dan akhirnya ketika dia pulang ke rumah langsung sakit asmanya kambuh. Dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Selama seminggu dia di opnamekan di rumah sakit, karena penyakitnya asma memang telah dideritanya mulai kecil. Namun dia sempat berkata, “lek wes waras yoh dulinan game maneh,” yang artinya kalau sudah sembuh yah main game lagi ungkap anak yang masih duduk dibangku SMP kelas satu ini.
Dari beberapa hal diatas yang saya ungkapkan, internet terutama fasilitas game online ini terkadang menguntungkan tapi juga merugikan. Sebenarnya dengan berkembangnya high technology membuat semua umat manusia dimanjakan dengannya. Namun semua itu ada konsekuensinya masing-masing, sehingga mau atau tidak mau kita harus dapat menerimanya. Termasuk sedikit demi sedikit pergeseran nilai-nilai budaya bangsa kita. Akan tetapi orang yang pintar akan memanfaatkan tekhnologi ini sebagai sumber kehidupan bagi mereka.

Sumber : Muhammad Mighfar Fardiansyah, 15 tahun, siswa kelas 3 Mts Miftakhul Huda Prigen
Foto : Google.com

BUDAYA FASHION MENJAMUR KOTA PENDIDIKAN

Budaya merupakan asset penting sebagai identitas sebuah Negara. Hal ini dapat dibuktikan bahwa Negara yang masih memiliki karakter budaya yang sangat kental selalu menjadi panutan Negara lainnya. Namun hal ini tidak tidak semudah yang kita bayangkan. Hal sepele yang selalu diumbar-umbarkan lewat mulut ke mulut ini, lebih tepatnya hanya omongan semata.
Acara: salah satu acara lomba fashion show di kota Malang
Di kota Malang sendiri merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, memiliki asset budaya yang seharusnya perlu dilestarikan. Budaya tak hanya dari sebuah kesenian daerah, kegiatan-kegiatan adat, akan tetapi kebiasaan dan gaya hidup juga termasuk budaya. Malang sendiri memiliki berbagai gaya hidup yang beragam. Kehidupan mode di kota ini sangat pesat dengan menjamurnya acara-acara yang berbau fashion.
Acara lenggak-lenggok di atas panggung dengan mengekspos tubuh dan busana saat ini hampir tiap bulan dapat ditemukan di kota Malang. Entah hal ini merupakan segi bisnis yang lagi naik daun, atau gaya hidup modern yang merajalela di kawasan kota pendidikan ini. Bisa berarti kebiasaan dunia modeling ini telah diterapkan dari usia dini. Karena terbukti ada salah satu pemilihan modeling kategori usia balita, kurang lebih tiga sampai empat tahun.
Anastasya: Salah satu model kota Malang
“Saya belajar modeling dan mengikuti agency mulai kelas lima sekolah dasar, hingga saat ini saya juga masih menggeluti berbagai acara fashion di kota Malang ataupun di luar kota,” ungkap Anastasya salah satu model terkenal di Malang. Gadis yang baru menginjak bangku SMA ini, memiliki badan yang sangat proposional dengan tinggi 170 cm. Memang tidak menutup kemungkinan, bahwa pendidikan dunia modeling ini menjamur di kota Malang. Hingga saat ini ada kurang lebih tujuh belas sekolah model. Tentu saja banyak sekali mangsa yang diraup oleh pemilik sekolah terhadap masyarakat kota Malang.
Akan tetapi, hal ini bisa saja menjadikan karakteristik kota Malang yang mengedepankan seni dan budaya lokal dapat terkikis begitu saja. Tanpa disadari bahwa nantinya Malang menjadi kota baru dan memiliki budaya yang baru pula.
Sumber : Anastasya Fransisca, 16 tahun, pelajar SMA
Asosiasi Modelling Malang (AMM)
Foto : Rangga collection dan Anastasya colection

APA ANEH COWOK PAKAI MAKE UP?

Akhir-akhir ini, dandanan untuk pria tidak hanya cukur dan mengoles pelembab setelah bercukur. Anda dapat menemukan salon kecantikan untuk pria di hampir semua kota besar dan kecil yang juga menawarkan serangkaian perawatan kecantikan dengan menggunakan berbagai jenis makeup untuk wajah.
Jika Anda menjelajahi web, Anda akan menemukan berbagai tips untuk kecantikan yang dikhususkan buat pria yang disediakan oleh para ahli kecantikan untuk memandu pria tentang bagaimana cara menggunakan produk kecantikan. Bahkan majalah juga mulai menawarkan tips yang berguna bagi pria. (Dikutip dari DNA.Com)
Dari beberapa kutipan tersebut di atas, sebenarnya hal itu telah terjadi di sekitar kita. Siapan sangka, kebiasaan seorang pria yang dahulu hanya melakukan hal-hal berat. Akan tetapi saat ini semuanya berbalik arah 180 derajat.
Cowok: saat ini tidak heran pria pun bermake up
Kehidupan pria metroseksual saat ini banyak kita jumpai di sekitar kita. hal ini malah sudah bukan hal yang aneh lagi bagi kita jika menjumpainya. Mereka yang menyebut dirinya cowok metroseksual lebih cenderung mengedepankan penampilannya. Apa itu benar? Belum tentu jawabannya. Cowok metroseksual selain merawat penampilannya, mereka juga lebih berwawasan luas dan mengedepankan inner beauty dan outer beauty. Memang sih, terlihat tidak wajar jika cowok sering pergi ke salon, memakai make up, ataupun berpakaian yang lebih mencolok dari kaum pria sewajarnya. Tapi, hal itu sekarang memang ada di sekitar kita.
Banyak pria-pria lain melihat hal itu menjijikkan, padahal secara tidak langsung di kamar mereka masing-masing menyimpan beberapa alat kosmetik seperti gel rambut, pelembab, sabun muka, bahkan masker jerawat. Barang-barang ini juga termasuk alat kosmetik. Dan secara tidak langsung kita sebagai kaum adam juga mempertimbangkan penampilan kita. banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, misalnya saja kita ingin dilihat oleh lawan jenis kita, menarik perhatian bahkan untuk membius orang-orang yang bertemu dengan kita.
Akan tetapi kehidupan para cowok metroseksual ini bukan semata menghabiskan waktunya di salon. Akan tetapi mereka juga menonjolkan materi yang mereka miliki lewat usaha kerja keras. Dengan begitu mereka juga sering disebut eksekutif muda. Bilamana mereka juga mengimbangkan antara penampilan fisik dan materi yang mereka miliki.
Jangan salah, para pria seperti ini ternyata lebih banyak disukai oleh wanita. Karena mereka tampil rapi, modis, tidak kuno bahkan beberapa wanita senang terhadap pria yang wangi. Secara tidak langsung, otak pria ini langsung sentak untuk memperbaiki penampilan mereka karena atas dorongan hal tersebut.

Sumber : Website DNA.Com, Digital News Access Berita terdepan
Foto : Diambil dari google.com

2012 Akankah Berakhir?

2012: salah satu foto dari film Doomsday 2012
Beberapa waktu lalu hampir seluruh masyarakat di Indonesia di hebohkan dengan adanya isu yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2012. Ramalan akan terjadinya kiamat tahun 2012 itu disandarkan pada penemuan beberapa ahli astrolog kuno serta para ahli astronomi modern.
Dengan berkembangnya isu tersebut, banyak diantara umat masyarakat di Indonesia mulai resah. Budaya yang awalnya mereka pertahankan seperti keyakinan beragama, kepercayaan dan sebagainya mulai terombang ambing. Hal ini sungguh tidak menutup kemungkinan timbullah kepercayaan baru, pedoman baru dalam kehidupan. Seperti halnya umat beragama sekalipun dapat tergeser kursi duduknya karena kuatnya arus yang melewati.
Dalam agama atau keyakinan, umat Islam meyakini bahwa kiamat pasti akan terjadi seperti yang tertulis dikitab suci mereka yaitu Al-Qur’an. Mereka juga hampir sama dalam memberikan gambaran mengenai kiamat itu sendiri bahwa hari kiamat merupakan akhir kehidupan makhluk hidup dan hancurnya dunia beserta isinya.
Ada beberapa warga kota Malang yang berpendapat mengenai kiamat 2012 ini. Salah satunya M. Ridwan seorang guru mengaji,” kiamat itu pasti akan datang, akan tetapi menurut kepercayaan masing-masing prosesnya itu berbeda-beda, dimana dalam agama saya berpedoman untuk percaya terhadap Al-Qur’an bukan pada tayangan film semata. Akan tetapi dengan adanya isu yang berkembang tersebut, harusnya membuat kita untuk terus meningkatkan ibadah kita.”
Semua umat beragama percaya bahwa kiamat itu ada, dan mengenai proses berbeda – beda, kemudian akan waktunya tidak ada yang tahu itu adalah urusan tuhan semata, ada yang beranggapan kiamat itu hancurnya dunia, munculnya dunia baru, dan adanya kehidupan dilain galaksi.
2012 (2): tampak diilustrasikan bencana yang akan terjadi di tahun 2012
Sudah sewajarnya, kita harus dapat lebih intropeksi diri mengenai hal ini. Semakin berkembangannya jaman maka semakin berkembang pula era modernisasi. Apalagi dalam sebuah media, yang mana perkembangannya semakin lama semakin melonjak tinggi. Kita juga harus dapat menyikapi hal tersebut. Selain ikut mempelajari tentang era globalisasi ini, selain itu kita juga perlu berpegang teguh pada iman dan takwa. Dengan hal tersebut segala sesuatu yang kita lalui dan menemui proses kebimbangan, maka lambat laun akan ditemukan jalan keluar.
Budaya sekalipun akan terus menjadikan kita sebagai hal utama dalam pembentukan karakter bangsa. Apalagi bangsa Indonesia yang berpedoman pada keyakinan umat beragama. Sudah tentu harus terus kita terapkan dan tetap kita junjung tinggi kebudayaan yang telah kita buat.

Sumber : Ustad M. Ridwan, 42 tahun, guru mengaji di Taman Pendidikan Al-Qur’an Nurul Khalam Prigen
Foto : Take a pict dari film 2012