Ramai: Akankah suasana seperti ini masih terus terjadi? |
Sebenarnya masyarakat Indonesia, semakin lama semakin dibiasakan untuk hidup mewah. Tanpa dapat merasakan susah dan penderitaan. Contohnya saja minimarket inisial AM dan IM sudah memasuki kampong-kampung. Lahan jualan toko kelontong semakin sirna. Pembeli lebih senang menuju minimarket yang dingin, bebas memilih, sambil smsan bahkan sambil telpon-telponan. Sebenarnya kita tidak pernah sadar kalau saat ini bangsa kita sedang dijajah. Bukan lagi dijajah untuk berperang, melainkan dijajah pikiran kita.
Dengan masuknya era modernisasi ini pembangunan semakin berkembang. Dari hal kecil untuk pembangunan minimarket di desa-desa. Sampai desa terpencilpun telah dimasuki oleh minimarket tersebut, padahal belum tentu harganya lebih murah dari toko kelontong biasa.
Minimarket: Salah satu minimarket yang memasuki pedesaan |
Parahnya lagi, ketika pemerintahan lebih memihak ke pihak swasta dari pada kelangsungan hidup masyarakat. Misalkan penggeseran sebuah pasar tradisional yang akan dibangun pasar modern. Pasti banyak sekali hal yang tidak dapat diterima dengan keputusan seperti ini. Karena, kita akan kehilangan sisi budaya tradisional kita yang telah turun temurun dibudidayakan. Selain itu, nasib para penjual kecil nyawanya nyaris di ujung tombak.
Oleh karena itu, kita siap tidak siap memang harus menerima masuknya era modernisasi. Akan tetapi jika kita masih ingin meneruskan identitas bangsa, maka seharusnya jangan pernah menggeser budaya local yang telah kita bangun bersama. Tetap lestarikan budaya bangsa ini, tetapi tetap kita ikuti arus kemajuan bangsa pula.
Foto: Google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar