Bagaimana menurut anda tentang saya?

Rabu, 22 Desember 2010

PUTIH BELUM TENTU CANTIK

Foto1: Walaupun putih belum tentu putih dalamnya
Tampil tampan maupun cantik merupakan dambaan dari setiap individu. Tidak pernah terlontar dari seseorang,”aku ingin jelek” tidak akan pernah. Tampil percaya diri merupakan hal positif yang sebenarnya harus dimiliki oleh setiap individu. Akan tetapi terlalu percaya diri juga tidak baik bagi diri kita sendiri. Karena akan berdampak negative dan banyak orang di sekeliling kita yang merasa kurang nyaman dengan hal tersebut.
Sudah sekian lama ini, kaum wanita maupun pria termotivasi dengan semua hal yang berada dalam sebuah iklan. Memang benar fungsi iklan sebagai media persuasi, yaitu mengajak para penonton untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh iklan tersebut. Akan tetapi apakah iklan itu benar atau tidak belum tahu sebelum kita mencoba produk tersebut. Sehingga dalam pembuatan sebuah iklan dibutuhkan tangan-tangan ahli dalam hal advertising. Apabila dalam pengemasan iklan tersebut sangat menarik, pasti banyak sekali pembeli yang akan meniatkan dirinya untuk mencoba produk tersebut. Hal ini juga terjadi di beberapa iklan kosmetik yang menawarkan alat kosmetik untuk memutihkan kulit anda.
Pasti kita tidak asing lagi dengan iklan-iklan yang memberikan suguhan kosmetik whitening. Padahal dalam kenyataannya pemakaian whitening ini belum tentu berdampak sangat besar dalam memutihkan kulit kita. bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terkenal dengan kulit sawo matang maupun kuning langsat. Akan tetapi slogan tersebut mulai tersisihkan oleh putih mutiara, putih bercahaya, atau putih kulit China.
Dimana letak pelestarian budaya bangsa kita? hal sepele dari sebuah kosmetik saja langsung dapat mempengaruhi pola piker kita bahwa cantik itu putih, tampan itu putih. Semua produk kosmetik banyak menawarkan formula pemutih. Dengan iming-iming bintang iklan yang kulitnya putih berseri, iklan mampu mengimajinasikan bahwa jika kita memakai produk tersebut, maka kita akan secantik bintang iklan tersebut. Sungguh salah besar jika kita memikirkan hal tersebut menjadi kenyataan.
Eksotis: Walaupun kulit gelap tetapi penuh daya artistik
Produk kosmetik hanya memberikan sedikit formula untuk perawatan kulit kita. Jika kita memang terlahir dengan kulit sawo matang, jangan dipaksakan untuk menjadi seputih artis di iklan tersebut. Misalkan saja dalam salah satu iklan kosmetik kecantikan yang dibintangi aktris India Kajol. Kulit asli dari Kajol adalah gelap, karena dia merupakan suku asli India. Akan tetapi karena dia mendapatkan kesempatan untuk membintangi iklan pemutih tersebut, Kajol di makeup oleh para makeup artist professional supaya kulitnya nampak putih. Selain itu, setelah selesai pengampilan gambar, video masih diedit untuk diterangkan cahayanya, agar Kajol terlihat benar-benar cantik putih berseri. Tentu saja ini kebohongan public. Akan tetapi memang produk tersebut membuat iklan bertujuan untuk memasarka produk tersebut. Maka mau tiak mau harus ada objek yang representative untuk mengimajinasikan kemauan dari produk tersebut.
Dengan banyaknya terpaan yang kita terima dari sebuah media, maka semakin bergesernya budaya asli yang kita perjuangkan semakin habis. Bukan karena hilang diadopsi oleh bangsa lain, melainkan kita hilangkan sendiri dan melepaskannya begitu saja.

Sumber Foto: American Next Top Models

Bisnis Pendidikan

Dewasa ini sering kali kita dapat menemukan tempat-tempat bimbingan belajar di kota Malang. Berbagai tempat bimbingan belajar saat ini juga berkembang pesat di sekitar kita. Ketika kita berpikir secara positif, tentu halnya ini merupakan terobosan yang sangat luar biasa dalam perkembangan pendidikan di kota Malang. Selain memang Malang sebagai kota Pendidikan, akan tetapi Malang sendiripun tidak hanya menggunakan jabatan itu sebagai title saja.
Sebaliknya, ketika kita jauh berpikir secara kritis, tempat bimbel ini pastinya membayar. Dan pengeluaran dana ini terbilang tidak cukup sedikit, melainkan sangat besar. Sudah tentu terobosan terbaru ini hanya dapat dinikmati bagi mereka yang berduit lebih. Lalu bagaimana nasib para kalangan ekonomi menengah ke bawah?
Hal ini tentu saja menjadikan suatu kontroversi antara semakin banyaknya masyarakat miskin yang membutuhkan pendidikan gratis dibarengi dengan terus meningkatnya bermacam-macam tempat bimbingan belajar non formal atau di luar sekolah. Timbul sebuah pertanyaan, apakah sekolah formal sudah tidak mampu menjadi tempat utama untuk menimba ilmu? Apakah praktisi pendidikan perlu berbisnis untuk perekonomian mereka secara individu? Atau apakah masyarakat ingin lebih maju dengan sekolah gratis akan tetapi les bimbel bayar tidak menjadi sebuah masalah? Mari kita pikirkan tentang hal tersebut bersama.
Memang banyak sekali les bimbel yang menyediakan banyak sekali fasilitas mulai dari praktisi pengajar yang handal hingga sistem taruhan nilai yang didapatkan anak didik nantinya. Akan tetapi bagaimana dapat terbentuk pola pikir yang sedemikian rupa ini untuk menjadikan pendidikan menjadi suatu bisnis yang sangat menguntungkan.
Ketika mereka yang mempunyai ekonomi lebih bisa saja untuk menjadikan hal ini sebagai suatu kelebihan dalam menimba ilmu. Akan tetapi ketika kita melirik bagi mereka yang kurang mampu. Apakah juga dapat menikmati fasilitas tersebut yang sedang berkembang di masyarakat luas?
Sekolah gratis memang sedang gencar dilaksanakan de seluruh pelosok tanah air. Ini memang salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan anak bangsa. Akan tetapi, jika ada beberapa oknum yang dengan sengaja memanfaatkan peluang ini untuk berbisnis seharusnya dengan mempertimbangkan untuk kesejahteraan anak bangsa. Katanya guru itu pahlawan tanpa tanda jasa..

Sumber foto: Google.com

Pasar Bebas Risaukan Pengrajin Kecil

Liputan6.com, Gunung Kidul: Setelah libur lebaran, aktivitas di Sentra Kerajinan Batik Kayu di Bobung, Gunungkidul, kembali bergeliat. Kegiatan produksi kembali normal setelah sempat diliburkan saat lebaran.

Meski permintaan Topeng Batik masih terbilang bagus, para perajin sebetulnya tengah gundah. Sejak diberlakukannya pasar bebas Asia dan Cina, perajin
Foto1: salah satu kerajinan keramik dinoyo
dihadapkan pada dilema karena selama ini belum mempunyai hak paten. Bila kondisi ini terus berjalan, bukan mustahil karya mereka akan dibajak pihak asing.

Para perajin berharap Pemerintah Daerah dapat memberikan sosialisasi mengenai dampak perdagangan bebas ke perajin, termasuk melakukan pendampingan dan perlindungan dengan mematenkan karya mereka.

Selain dihadapkan pada persoalan hak paten, para perajin juga menghadapi persoalan bahan baku yang makin sulit didapat. Untuk memenuhi permintaan pasar, termasuk wisatawan di Bali, para pengrajin harus merogoh kocek lebih dalam demi mendatangkan bahan baku dari luar Gunung Kidul.(MRQ/YUS)

Dari kutipan tersebut di atas, jelas nampak dampak dari adanya pasar bebas yang tak lama ini memasuki tanah air. Kebijakan yang telah disepakati oleh negara Indonesia ini ternyata ada saja kerugian yang dirasakan oleh masyarakat secara luas.
Berita di atas terjadi di daerah Gunung Kidul, hampir sama dengan para perajin kota Malang. Berbagai barang kerjinan dapat ditemukan di kota pariwisata ini. Mulai dari kerajinan keramik, pengrajin rotan, hingga topeng malangan.
Perasaan yang sama tentunya dirasakan oleh beberapa para pengrajin yang berada di kawasan kota Malang ini. Karena banyak dari pengrajin tersebut masih belum mendapatkan hak paten. Hal ini akan membuat pemasaran dari produksi barang kerajinan ini susah untuk dipasarkan di daerah luas. Terbilang susah untuk mendapatkan PIRT (Perijinan Industri Rumah Tangga), dimana ada tertera nomer ijin dari dinas industri dari pemerintahan.
Pemerintah kota Malang memang belum lama ini telah mencanangkan program pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Memang menurut pencanangan Menteri Ekonomi dan Koperasi, tentang ekonomi kerakyatan. Hal ini tentunya pemerintahan lebih mengutamakan ekonomi untuk kerakyatan dan lebih memperdayakan usaha-usaha kecil di setiap daerah-daerah.
Foto2: keramik dinoyo yang beragam
Akan tetapi hal itu tidak diimbangi dengan dipermudahnya segi perijinan untuk pemberian hak paten bagi mereka para pengusaha kecil. Tentunya kompetisi yang terjadi pada era globalisasi ini akan membuat semakin banyaknya para pesaing di pasar bebas ini. Barang-barang kualitas yang sebenarnya layak untuk diperjualkan dengan maksimal akan terhambat dengan adanya kekurangan hak paten dan label produksi tersebut.
Oleh karena itu, ketika pemerintahan mengahrapkan warga Indonesia tidak kalah saing dengan negara-negara lain, diimbangi dengan adanya suatu pelayanan yang maksimal pula dalam hal ini. Ketika pihak masyarakat, pihak swasta dan pemerintahan dapat bekerja sama dengan baik, maka peningkatan investasipun akan berjalan dengan lancar.

Sumber foto: Google.com

Timnas Gebrakkan Jiwa Nasionalisme

Belum lama ini gebrakan baru dari tim nasional (timnas) memberikan semangat baru bagi bangsa Indonesia. Pertandingan yang beberapa pekan ini lagi marak diperbincangkan oleh seluruh media menjadikan nama timnas mencuat tinggi.
Foto1: Bambang pamungkas salah satu timnas
Gebrakan yang telah diperlihatkan oleh tim garuda Indonesia ini ternyata secara diam-diam banyak menuai perubahan yang sangat luar biasa. Kepopuleran mereka dalam memperjuangkan nama baik negara tercinta ini membuat banyak perubahan mulai dari naiknya rating acara yang membahas masalah sepak bola ini hingga naiknya jiwa nasionalisme dari masyarakat Indonesia itu sendiri.
Jiwa nasionalisme memang tidak dapat dipaksakan bagi siapapun itu. Terbentuknya pola pikir yang seperti ini hanya dapat terjadi jika adanya kamauan seorang individu untuk lebih bergerak ke jiwa nasionalisme. Memang sulit kalau sudah berbicara masalah jiwa kebangsaan. Karena bangsa kita sebenarnya terkalahkan dengan jati diri awal dari warga bangsa itu sendiri. Jati diri yang semula telah terbentuk mulai dari sumpah pemuda. Dimana dalam ikrar sumpah tersebut, para pemuda pemudi Indonesia telah berpegang teguh untuk mengangkat nama Indonesia bersama-sama. Akan tetapi lambat laun hal tersebut tersingkirkan dengan masuknya berbagai budaya yang merasuk dalam pikiran kita. Namun, hal tersebut kini dapat disiasati dengan media yang mampu mendobrak jiwa-jiwa nasionalisme warga Indonesia melalui pertandingan sepak bola ini.
Foto2: Kaos Timnas yang menjadi kebanggaan
Dengan adanya tayangan di layar kaca tentang peliputan pertandingan sepak bola ini, kita merasa ikut mempertaruhkan jiwa raga kita untuk bangsa Indonesia. Melalui pertandingan sepak bola ini, kita dapat terkumpulkan satu tekad untuk berjuang dengan warga lainnya demi rasa nasionalisme yang kita miliki. Sebenarnya hal ini kemungkinan besar tidak kita rasakan, akan tetapi ternbentuknya jiwa nasionalisme tersebut dapat ditandai dengan pemakaian atribut-atribut lambang garuda Indonesia. Selain itu, pada saat pertnadingan tersbut berlangsung, banyak dari kita untuk bersekukuh mendukung nama Indonesia melawan negara lain. Hal ini sudah banyak mewakili bahwa jiwa baru yang terbentuk dapat melalui tayangan yang minat untuk kita tonton bersama.
Timnas: Seluruh timnas foto sebeluym bertanding
Sepertinya media berhasil dalam peliputan hal yang sebenarnya menjadi minat khusus tersebut. Masyarakat yang tidak terlalu menyukai tayangan sepak bola, karena jiwanya merasa terpanggil untuk ikut mendukung Indonesia sehingga dia langsung merasa ikut bergerak jiwa nasionalismenya untuk menonton tayangan tersebut. Seperti yang dikatakan Vinda, mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi ini mengatakan bahwa dia sangat senang melihat pertandingan Indonesia melawan negara lain. Hal ini dapat dibuktikan kalau ada acara nonton bareng di kos-kosannya dengan menggunakan LCD besar di halaman parkirnya.”Padahal aku gak suka bola, tapi karena anak-anak yang nonton rame jadi pengen ikutan dukung Indonesia,” ungkap gadis kelahiran Aceh ini.
Oleh karena itu, untuk mengembangakan jiwa nasionalisme ini perlu diadakannya suatu trik dimana masarakat menyukai dan mencintai terlebih dahulu negaranya. Dengan demikian maka kita akan merasa memiliki dan menjaga seutuhnya negara kesatuan Republik Indonesia.

Sumber foto: google.com

PONSEL QWERTY MEMBLUDAK

Pesatnya tekhnologi telah begitu besar terasa di pribadi masing-masing. Tekhnologi memang membawa suatu budaya baru yang telah mencampuri adonan pikiran manusia. Saat ini untuk melakukan sesuatu yang sulit sekalipun, dapat dilakukan dengan mudah melalui tekhnologi. Saat kita ingin bertemu dengan orang yang kita sayangi, akan tetapi jaraknya begitu jauh. Tekhnologi dapat menjawabnya. Hanya melalui telepon genggam yang sering disebut handphone ini, kita dapat dengan mudah untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain.
Perkembangan handphone ini telah menjadi suatu kebutuhan yang saat ini setiap individu inginkan. Alat canggih yang satu ini telah memasuki ranah hampir kebutuhan utama. Padahal kalau kita dulu masih duduk di bangku sekolah dasar, kebutuhan utama adalah sandang, papan, pangan. Akan tetapi slogan itu sewajarnya tidak lagi hanya tiga itu saja. Kebutuhan lain yang menjadi sangat ekstrim untuk dipenuhi harus dimasukkan dalam kebutuhan utama.
Tekhnologi memang tidak pernah lepas dari sekitar kita. Handphone yang mendarah daging di kawasan Indonesia ini telah banyak melalui beberapa fase. Perubahan yang signifikan ini telah menemukan dampak yang besar. Tanpa kita sadari bahwa maraknya penjualan hp yang semakin merajalela telah memasuki angka tinggi. Hp tidak hanya berfngsi sebagai alat komunikasi yang canggih, akan tetapi dengan beberapa fitur yang disuguhkan menjadikan alat kecil satu ini semakin dicari oleh para peminatnya. Fungsi hp saat ini telah berubah, akan tetapi dengan tidak meninggalkan funsi utama. Kini hp lebih dinilai dari segi desain modisnya. Selain fitur yang disuguhkan, banyak hp yang menawarkan untuk keindahan desainnya. Sampai perubahan dari keypad standar menjadi Qwerty Keypad.
Banyak sekali kita jumpai saat ini hp Qwerty. Hp dengan layanan full digit ini lebih marak dan disenangi oleh banyak masyarakat. Tidak itu saja, semakin berkembangnya perubahan yang diberikan oleh ponsel ini membuat para pengguna semakin dimudahkan dalam segala aktifitasnya.
Ponsel qwerty ini semakin melakukan perubahan yang pesat beberapa tahun terakhir ini. Hingga ponsel lokan atau sering disebut ponsel cina, ikut merangkul pembeli dengan mendesain ponsel buatannya dengan full digit atau qwerty. Membludaknya desain yang terbilang latah ini membuat ponsel semakin membudaya di dalam pikiran masyarakat Indonesia khususnya. Tidak disangka angka ekonomis untuk penganggaran pulsa lebih tinggi dibanding dengan kebutuhan yang lainnya.
Oleh karena itu, dengan maraknya ponsel di kalangan masyarakat luas membuat kita seharusnya tidak lepas tangan begitu saja. Dalam perkembangan tekhnologi selalu ada konsekuensi yang seharusnya ditanggung oleh para pengguna. Mulai dari segi ekonomis hingga masalah kesehatan yang sebenarnya dampaknya sangat besar bagi tubuh kita.
Ponsel memang saat ini susah lepas dari kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi ketika kita masih sadar akan dampak yang terjadi maka perlakuan diri terhadap tekhnologi ini jauh lebih baik. Segala konsekuensi dapat kita kendalikan dengan baik.

Sumber foto: google.com

Malang Kota Belanja

Pusat perbelanjaan di kota Malang tidak akan susah anda temukan. Dengan bermodal keliling kota Malang mengendarai angkotan kota seharga Rp. 2500 saja, anda sudah dapat menjumpai berbagai pusat perbelanjaan yang luar biasa banyaknya. Malang memang identik dengan kota Pariwisata, akan tetapi pariwisata yang dimiliki oleh Malang itu sendiri lebih banyak menyuguhkan pariwisata belanjanya.
Hingga tak heran kalau banyak kita jumpai tempat perbelanjaan yang marak didirikan untuk memanjakan wisata belanja kita. Mal-mal megah terbangun dengan menjualngnya di berbagai pojok wilayah. Department store juga dapat anda nikmati di kota yang dulu hawanya sangat dingin ini. hingga sampai muncul kalimat, tidak ada yang tidak ada di kota Malang.
Mal: Salah satu mal terbesar di kota Malang
Malang denga semaraknya berkembangnya wisata belanja ini, membuat Malang dituntut untuk terus meningkatkan pembangunan yang besar-besaran denga dibangunnya mal-mal. Padahal dengan banyaknya mal ini banyak mengundang pro dan kontra yang sangat luar biasa. Mulai dengan munculnya pendapat bahwa kota Malang adalah tata letak kota yang nyaman, jika banyak dibangun mal atau ruko akan mengurangi keindahan alam kota Malang. Selain itu munculnya pengurangan lahan hijau yang semakin sedikit wilayahnya karena sering diadakannya pembangunan besar-besaran. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Malang dengan banyaknya pembangunan membuat udara kota Malang semakin panas, kurangnya tetumbuhan yang ditanam, pohon-pohon mulai ditebang.
Oleh karena itu, sebenarnya sungguh sangat disayangkan dengan adanya pembangunan yang sangat besar ini. jika ketinggian bangunan dibatasi, maka kita dapat dengan mudah melihat pemandangan yang sangat luar biasa di alam pegunungan kota Malang. Karena pada jaman pemerintahan terdahulu masih diberlakukannya ijin mendirikan bangunan (IMB) dengan ketinggian maksimal yang telah ditentukan. Hal ini akan mempertahankan sebuatan kota Malang sebagai kota persinggahan. Dimana Malang sendiri mendapatkan julukan tersebut untuk tempat bersinggah dan menikmati indahnya kota yang dikelilingi pegunungan.